Mungkin ini bagian final ketiga atau terakhir dari film yang sangat sukses dari Night at the Museum, adalah film komedi franchise yang dijadwalkan untuk rilis ke bioskop mulai tanggal 19 Desember 2014. Berjudul Night at the Museum: Secret of the Tomb, Ben Stiller akan memerankan sebagai Larry Daley seorang penjaga malam di American Museum of Natural History.
Sinopsis Film Night At The Museum 3 (Ben Stiller, Robin Williams, Ben Kingsley):
Disutradarai olehShawn Levydari skenario yang ditulis olehRobert Ben Garant, David Guion, Michael Handelman dan Thomas Lennon, filmNight at the Museum 3akan mengikuti cerita Larry Daley.The Magic Tablet, seorang artefak Mesir (Egyptian artifact) yang membuat segala sesuatu di museum hidup, kehabisan tenaga dan sekarang Larry Daley dan teman-teman pameran nya harus melakukan perjalanan ke London untuk menemukan Rahasia Makam (Secret of the Tomb) sebelum sihir itu hilang dan semua orang berubah menjadi debu....
Dalam perjalanannya ke London, Larry akan membawa teman-temannya Pharoah Akhmenrah (Rami Malek), President Teddy Roosevelt (Robin Williams), Attila the Hun (Patrick Gallagher), Sacagawea (Mizuo Peck), Jebediah (Owen Wilson) dan Sir Lancelot (Dan Stevens). Di British Museum mereka akan bertemu ayah Akhmenrah's (Ben Kingsley) dan Sir Lancelot (Dan Stevens).
Pemeran lainnya pada Film Night at the Museum 3 mencakup Rebel Wilson sebagai penjaga keamanan museum, Skylar Gisondo sebagai anak Larry Nick, Ricky Gervais sebagai Dr McPhee, Rachel Harris sebagai Madeleine Phelps, Dick Van Dyke sebagai Cecil Fredericks, Bill Cobbs sebagai Reginald dan Mickey Rooney dalam kinerja film terakhirnya sebagai Gus. Mickey Rooney yang berusia 93 tahun telah menyelesaikan adegan untuk Film Night at the Museumsebelum dia meninggal pada 6 April 2014.
Jenis Film: Adventure | Comedy | Family Rilis Global: 25 Desember 2014 Distributor: 20th Century Fox Pemain Utama: Ben Stiller, Skyler Gisondo, Rebel Wilson, Robin Williams, Ben Kingsley, Dan Stevens, Owen Wilson, Ricky Gervais, Steve Coogan Director: Shawn Levy
hallo guys, nama saya rizky fauzan rahim (ojan) disini saya mau ngedeskripsikan jurusan saya,.
saya sekolah di SMKN 26 Jakarta, di Rawamangun. Disana saya mengambil jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB)
oke lanjut ke intinya, saya akan menjelaskan tentang sekolah dan jurusan saya
SMKN 26 Jakarta
SMKN 26 Jakarta yang dulu namanya STMN Pembangunan Jakarta (JL. Balai Pustaka Baru I, Prov DKI Jakarta) http://www.smkn26jkt.net/. sekolah ini program belajarnya 3 tahun + 1 tahun pkl di industri. seperti sekolah lainya, smkn 26 jakarta memiliki misi yaitu "Meningkatkan kualitas manajemen melalui sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008; Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengikuti pendidikan,latihan dan pengembangan; Meningkatkan mutu program pembelajaran dengan dunia usaha dan industri; Mengembangkan sekolah bertaraf Internasional dengan penerapan manajemen berbasis sekolah; Meningkatkan mutu tamatan yang berbudi pekerti luhur dan profesional" dan motto yaitu "BELAJAR BEKERJA MEMBANGUN". sekolah ini termasuk sekolah kejuruan favorite. kenapa bisa favorite? karena sekolah ini terkenal dengan prestasinya, baik dalam prestasi olahraga, OSN, LKS (Lomba Keterampilan Siswa), dan eskulnya. nah di 26 ini juga mempunyai banyak eskul seperti: paskibra, pramuka, rohis, EC, SC, NC, tepepa, futsal, hand ball, dll. oke smkn 26 memiliki 6 jurusan yaitu:
Teknik Gambar Bangunan
Teknik Elektronika
Teknik Instalasi Listrik
Teknik Kendaraan Ringan
Teknik Permesinan
Teknik Komputer Jaringan
disini saya akan menjelaskan tentang TGB
Teknik Gambar Bangunan
ya seperti namanya TGB itu pasti berhubungan dengan gambar dan bangunan. di tgb ada 5 pelajaran pokok yaitu ilmu bangunan, mekanika teknik, RAB, simulasi digital, dan gambar teknik..
1. ilmu bangunan yaitu kita belajar tentang bangunan, seperti tentang dinding, pondasi, atap, bagian bangunan, dll.
2. mekanika teknik, ini pelajaran yang berhubungan dengan fisika, yaitu tentang vektor, resultan, dll
3. RAB ialah rencana anggaran biaya, pelajaran ini belajar tentang anggaran biaya untuk membangun sebuah bangunan dengan harga yang tepat supaya tidak rugi
4. simulasi digital, pertemuan pertama membuat edmodo, mungkin di jurusan lain juga, dan belajar autocad, blender dll (apa itu pelajaran gamtek? saya belum tau)
5. gambar teknik itu pelajaran gambar manual terlebih dahulu, seperti gambar garis, huruf dan angka, simbol simbol, dll
di TGB ini anak-anaknya yang paling enak, solid, pokoknya jurusan tgb itu bener bener pilihan yang pas deh kalo mau masuk smk terutama smkn 26. kenapa? di 26 tgb sering ikut lomba LKS dan itu biasanya selalu menang, dan jika nanti pkl tgb lah yang sangat meyakinkan, tapi itu juga tergantung dengan kecerdasan siswa. alasan saya masuk jurusan tgb ialah karena saya suka gambar meskipun gambar saya tidak terlalu bagus, karena pasti enak jika hoby kita itu di bayar (ridwan kamil) apakah cukup infonya? mungkin cukup, makanya buat adek kelas yang mau masuk smk tapi bingung milih jurusan, mending masuk smkn 26 jurusan tgb, pasti ga bakal nyesel, oke saya fauzan sekian info tentang sekolah dan jurusan saya, wassalamualaikum..
Pernikahan FIRA (Nina Zatulini), Gadis cantik memucat lumayan tenar Dan di ANTARA Teman-temannya, mustinya menjadi Pernikahan dekade ini. Fira Yang hidupnya SeolAh Sempurna, Hancur berantakan begitu Lando (Eza Gionino) ternyata ketahuan tukang selingkuh. Fira pun syok Dan menarik Diri Bahasa Dari pergaulan.
Sahabat Fira, UCI (Eriska Rein), berusaha mengembalikan Semangat Fira, Artikel Baru mendukung Rencana DEON (Deva Mahenra) Yang sudah lama cidaha (Cinta Dalam, Hati) Ke Fira, taaruf untuk. Fira meragukan PROSES taaruf.
Namun Uci Dan sahabat-sahabat Fira Yang berbaring, RICO (Adipati dolken), MONA (Karina Nadila) Dan PEPI (babe Cabiita) mendukung Deon, sehingga terjadilah PROSES taaruf Artikel Baru Penuh kekocakan Dan kecanggungan, TAPI justru memberi inpirasi untuk Rico mengajak AIDA (Bianca Liza) pacarnya, menikah untuk. Ternyata, niat BAIK Rico regular tidak berjalan mulus.
Lain Lagi Mencari Google Artikel Baru Mona, Yang mempunyai pacar Bernama JERRY (Fandy Christian), ganteng TAPI regular tidak Bisa tangannya direm, sehingga Mona jengah Dan meminta Jerry menikahinya. Jerry malah memutuskan hubungan Mencari Google Artikel Baru Mona.
Mona akhirnya mencoba MENCARI jodoh Yang BAIK, yaitu Artikel Baru berubah menjadi orangutan Yang BAIK pula. Mona pun memaksakan dirinya berhijab. Diajak Uci Ke lokakarya Kepribadian, Mona malah jelalatan berusaha MENCARI jodoh. Alhasil, justru ustad Muda ganteng Bernama KAK EMIL (Dwi Sasono) lah Yang menjadi sasaran Mona.
Apakah Mona BERHASIL mendapatkan Kak Emil? Apa mungkin Fira mau menggantikan Lando Yang serba ter Mencari Google Artikel Baru Deon Yang ordinary-ordinary Saja? Bagaimana Mencari Google Artikel Baru Uci juga Rico? Dan apakah Mortality akhirnya, Pepi Yang selama inisial kerjanya nembak cewek berbagai untuk taaruf di Acara nikahan BERHASIL dapat jodoh?
Cerita Yang Mengangkat Tiga tokoh-tokoh Utama, MIKO Yang Masih Terus MENCARI Cinta sejatinya, beserta Dovi, orangutan memucat Percaya Diri Yang tinggal sekontrakan dengannya Dan ANCA pembantu Rumah adalah tangga mereka Yang setia.
MIKO Selalu Gagal setiap Kali MULAI Dekat Artikel Baru cewe. RIAN, Yang SAAT inisial sudah berpetualang menjadi stand-up komedian-di Perahu-Perahu Ke Tengah laut, merasa Yakin kalau ITU disebabkan Diposkan kutukan bahasa Dari Masa Lalu MIKO KARENA RIAN Bermimpi melihat sesuatu? Berlangganan Artikel Baru sebuah Barang Yang MIKO Simpan Bahasa Dari SMP. Mereka berdua pun berusaha menelusuri Teman-teman bahasa Dari Masa SMP Yang kemungkinan penyebab kutukan tersebut.
Dovi Terus berkutat Artikel Baru masalah kuliah hukum tersebut Yang semakin cara membuat stres dia, Dia mendapatkan Tugas Bahasa Dari dosennya untuk Bisa Lulus Artikel Baru mendampingi sekelompok Mahasiswa mancanegara, ALEXANDRA, SUZUKI Dan Mamadi berkeliling Jakarta Dan harus memenuhi target yang ditentukan Yang. Dovi harus membuktikan kemampuannya demi Masa DEPAN kuliahnya.
ANCA Dan kekasihnya Atik berniat Ingin Ikut nikah massal. Keluarga ANCA, yaitu bapak Dan ibunya Datang untuk melakukan tes kesiapan dia untuk menikah. Sebagai Keluarga pembantu turun-menurun-Yang Ulasan Sangat berdedikasi Tinggi, Anca harus memenuhi kriteria * Semua Yang sudah dibuat.
SIBOR petak Suami Akan saling? Berlangganan Dan menunjukkan bagaimana mereka harus berakhir Artikel Baru sebuah penerimaan Mortality situasi mereka masing-masing.
Telah lima tahun berlalu sejak Hiccup dan Toothless mendamaikan perselisihan bangsa Viking dari Berk dengan para naga. Suatu saat, ketika Hiccup dan Toothless sedang bertualang, mereka menemukan secara kebetulan sebuah gua es yang menjadi tempat perlindungan untuk para naga dan ibu Hiccup yang telah lama hilang, Valka. Hiccup dan Toothless lalu terlibat ke dalam peperangan dengan pemburu naga Drago Bludvist yang berencana untuk membangun pasukan naga untuk mengambil alih dunia.
Pemeran
Jay Baruchel sebagai Hiccup Horrendous Haddock III, anak remaja dari pemimpin Viking, Stoick. Dia mempunyai naga yang menjadi sahabat baiknya bernama Toothless, seekor naga Night Fury (Keganasan Malam).
Cate Blanchett sebagai Valka, anggota penjaga dari Arktik yang terasing, istri Stoick dan ibu Hiccup yang telah lama hilang. Dia juga menunggangi naganya, Cloudjumper, seekor naga Stormcutter (Pemotong Badai).
Gerard Butler sebagai Stoick yang Hebat, pemimpin dari bangsa Viking dan ayah Hiccup. Dia menunggangi naganya, Skullcrusher, seekor naga Rumblehorn (Gemuruh Tanduk).
America Ferrera sebagai Astrid Hofferson, kekasih Hiccup. Dia menunggangi naganya, Stromfly, seekor naga Deadly Nadder.
Kit Harington sebagai Eret, seorang penjebak naga yang menjual tangkapannya ke Drago.
Craig Ferguson sebagai Gobber si Sendawa, teman baik Stoick dan seorang prajurit Viking yang terlatih. Dia menunggangi naganya, Grump, seekor naga Hotburple.
Jonah Hill sebagai Snotlout Jogenson. Dia menunggangi naganya, Hookfang, seekor naga Monstrous Nightmare (Raksasa Menakutkan)
Christopher Mintz-Plasse sebagai Fishlegs Ingerman. Dia menunggangi nagannya, Meatlug, seekor naga Gronkle.
T. J. Miller dan Kristen Wiig sebagai saudara kembar Tuffnut dan Ruffnut Thorston. Mereka berbagi naga Hideous Zippleback yang berkepala dua bernama Barf dan Belch.
Produksi
Pengembangan
Setelah sukses di film pertama, rencana perilisan sekuelanya diumumkan pada 27 April 2010. “How to Train Your Dragon ... akan menjadi waralaba dari DreamWorks Animation. Kami berencana untuk merilis sekuelnya di bioskop pada 2013,” kata Jeffrey Katzenberg, CEO DreamWorks Animation. Telah diberitahukan bahwa DeBlois sudah mulai mengkonsep skenario untuk sekuelnya pada Februari 2010 di Skywalker Ranch, selama penyelesaian tata suara di film pertama. Film ini awalnya dijadwalkan rilis pada 20 Juni 2014, namun pada Agustus 2013 tanggal rilis dimajukan satu minggu menjadi 13 Juni 2014.
Film ini ditulis, disutradarai, dan dieksekutif produseri oleh DeBlois, penulis dan sutradara di film pertama. Bonnie Arnold, produser film pertama, juga memproduseri sekuel ini. Namun, Chris Sanders, yang juga penulis dan sutradara di film pertama, hanya bertindak sebagai eksekutif produser tambahan di film ini karena keterlibatannya dengan The Croods. Ketika ditawarkan sekuelnya, DeBlois menerimanya dengan perjanjian bisa menyelesaikan triloginya. Untuk mengembangkan sekuel ini, dia berniat mengenang kembali film-film masa mudanya, seperti The Empire Strikes Back dan My Neighbor Totoro yang memberi inspirasi penting untuk film ini. “Hal yang saya sukai terutama Empire karena telah memperluas cakupan Star Wars ke segala bidang: emosional, ruang lingkup, karakter, dan kegembiraan. Hal itu terasa memperindahnya dan itulah tujuannya,”
"When people have the power to choose, they choose wrong."
Berbicara potensi film ini punya peluang yang cukup besar untuk menjadi sensasi baru di kelompok young-adult pada dunia perfilman, selain karena materinya yang dianggap sebagai nenek moyang The Hunger Games, Divergent, dan lain-lain itu telah menjadi reading lists di middle school USA, Kanada, hinggaAustralia, tapi juga sedang booming-nya kesuksesan dari film dengan tema young-adult juga jelas layak untuk di coba. Namun meskipun punya Jeff Bridges, Meryl Streep, Katie Holmes, hingga Taylor Swift, The Giverhanya terasa seperti sebuah usaha setengah hati.
Pria muda bernama Jonas (Brenton Thwaites) terkejut ketika ia ditunjuk menjadi the Receiver berikutnya, satu-satunya sosok yang akan mengingat semua memori yang sebelumnya pernah terjadi di The Communityketika mereka memutuskan untuk menghapus semua yang pernah terjadi dari ingatan mereka. Dibawah bimbingan receiver terkini, The Giver (Jeff Bridges), Jonas dilatih untuk kelak dapat terlibat dalam keputusan yang diambil pemerintahan yang dipimpin oleh The Chief Elder (Meryl Streep), tapi proses belajar itu pula yang membuka mata Jonas pada sejarah kelam, sadar pekerjaan itu berbahaya, dan berupaya untuk bergerak lebih jauh.
Tentu menarik ya ketika kita tahu bahwa novel karya Lois Lowry ini merupakan bagian dari pendidikan di negara-negara yang disebutkan tadi, yang sederhana dapat menunjukkan betapa pentingnya materi yang dimiliki oleh novel tersebut. Sayangnya Phillip Noyce sebagai sutradara, serta Michael Mitnick dan Robert B. Weide di bagian screenplay seolah merusak daya tarik tadi. Apa yang saya rasakan ketika menyaksikan film ini seperti kombinasi antara Magic in the Moonlight dan juga Lucy, hiburan yang bingung cara menyatukan dua misi yang ia bawa, menjadi film yang memberikan pesan kuat penuh makna, atau justru sekedar petualangan bersenang-senang yang ringan.
Itu dia masalah terbesar dari The Giver, ia seperti upaya kepahlawanan yang berjalan pincang. Kita seperti dipengaruhi dan diajak untuk menyoroti masalah dari rekayasa sosial itu, potensi permasalahan yang mungkin terjadi di masa depan, hal yang jujur saja sudah terasa umum dengan keberadaan film-film young-adult dystopian yang telah beredar. Disisi lain mereka juga seolah ingin agar tidak kehilangan unsurblockbuster didalamnya, adegan aksi dalam plot yang bergerak lamban. Kedua hal tadi tidak mampu disatukan dengan baik, hasilnya meskipun punya kualitas akting tidak begitu buruk, ide-ide menarik itu lebih banyak hilang bersama dialog-dialog hampir mengerikan.
Bagi mereka yang telah membaca novelnya mungkin bisa merasakan sesuatu yang menarik dari film ini, tapi sebagai penonton non-reader saya cukup sering mendapatkan momen membosankan. Hal menarik mungkin dari teknik visual dengan penggunaan dalam penerapan warna, tapi disamping itu apa yang mereka ciptakan tidak mampu menjadi sebuah arena untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan, sering banget bergerak terburu-buru, karakterisasi lemah yang tidak mampu menunjang dramatisasi terlebih pada romansa, serta plot yang kurang liar untuk memberikan petualangan yang menyenangkan.
Tidak masalah memang untuk meniru apa yang orang lain telah lakukan, tapi akan terasa memalukan jika mereka tidak mampu membangun ulang dengan formula yang sama untuk mencoba meraih hasil yang jangankan dapat menjadi lebih baik untuk bisa menjadi sama baiknya atau sekedar mendekati kualitas apa yang ditiru tadi saja mereka tidak bisa. Kurang bernyawa, monoton, kurang semangat, The Giver terasa seperti Divergent 2.0, atau mungkin sebaliknya.
Sedikit membingungkan untuk memulai bagian pembuka ini, karena meskipun punya beberapa pesan dalam skala kecil yang sesungguhnya masih berada pada level cukup baik, faktanya Cloudy with a Chance of Meatballs 2 tidak memiliki satu hal yang kuat dan kokoh dari cerita yang ia tampilkan, sebuah pelajaran bermakna yang kerap saya gunakan sebagai materi pada bagian ini. Cloudy with a Chance of Meatballs 2, murni sebuah pertunjukan visual.
Setelah menyelamatkan dunia dari ancaman badai makanan, kebahagiaan Flint Lockwood (Bill Hader)ternyata masih berlanjut ketika idolanya sejak masa kecil, Chester V (Will Forte), menghampirinya dan menawarkan tawaran atas nama perusahaan Live Corp untuk membantu membersihkan pulau yang saat itu sudah dalam kondisi sangat berantakan. Ada satu syarat yang harus dipenuhi, seluruh warga Swallow Fallspindah sementara San Franjose, California, termasuk tawaran bagi Flint untuk dapat menjadi seorang penemu jika mampu menciptakan sebuah karya dalam waktu enam bulan. Tapi tanpa mereka sadari sesuatu masih hidup di Swallow Falls.
FLDSMDFR (Flint Lockwood's Diatonic Super Mutating Dynamic Food), alat itu masih aktif, dan kini justru merubah makanan menjadi bintang buas yang berbahaya. Chester V memutuskan untuk mengirim Flint kembali ke pulau untuk mematikan sistem tersebut, yang celakanya berubah menjadi sebuah petualangan karena kehadiran Sam Sparks (Anna Faris), Manny (Benjamin Bratt), Brent McHale (Andy Samberg), Earl Devereaux (Terry Crews), Steve (Neil Patrick Harris), dan ayahnya , Tim Lockwood (James Caan).
Ia memang kalah bersaing dari kepungan Up, Coraline, Fantastic Mr. Fox, namun empat tahun lalu Cloudy with a Chance of Meatballs berhasil menjadi sebuah hit dalam konteks kemampuannya ia untuk bertahan di ingatan para penontonnya berkat kegemilangan Phil Lord dan Chris Miller menghadirkan fantasi bagaimana berbagai jenis makanan jatuh dari langit yang mereka adaptasi dari komik dengan judul yang sama itu kedalam sebuah petualangan sederhana yang menyenangkan, ketika seorang anak yang sangat terobsesi pada ilmu pengetahuan dan sedang menyandang status dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya berhasil membuktikan diri bahwa ia juga sosok yang penting dalam lingkungan tersebut.
Pertanyaannya adalah apa yang anda harapkan dari film kedua ini? Masih sama seperti pendahulunya, penuh warna-warni menyenangkan, atau justru berharap ada perkembangan ke arah positif. Jika jawabannya adalah yang pertama, maka Cloudy with a Chance of Meatballs 2 akan memuaskan anda, karena film ini akan memberikan anda sebuah sajian berdurasi 95 menit yang halus dan terasa dalam pada tampilan visual, namun jika jawaban ada pada pilihan kedua makan bersiaplah sedikit kecewa, karena ia kurang mumpuni dalam menerapkan hal serupa pada elemen cerita.
Cloudy with a Chance of Meatballs 2 lebih tampak seperti upaya dari Cody Cameron dan Kris Pearn untuk menghidupkan kembali karakter yang telah absen empat tahun itu agar kembali mencuri atensi ketimbang sebuah penggambaran dari perkembangan cerita itu sendiri. Memang banyak karakter dan visual yang kreatif dan imajinatif, tapi itu justru satu-satunya keunggulan yang film ini punya, selebihnya dengan mengandalkan pola yang sama seperti pendahulunya Cloudy 2 lebih terasa seperti pertunjukan visual belaka tanpa sokongan cerita yang sama menariknya. Plot yang ia miliki kurang matang untuk level yang sudah cukup dangkal itu, dengan cerita yang tidak melewati batas toleransi kebodohan, namun tidak mampu tampil lucu, tidak mampu menginspirasi dengan dasar utama betapa pentingnya kesetiaan dan persahabatan, serta ilmu pengetahuan bagi kehidupan.
Kasarnya, ini datar, dalam konteks cerita, ibarat langit dan bumi jika dibandingkan dengan visual yang ia berikan. Dari senjata utamanya, humor, banyak lelucon tunggal yang konsisten diterapkan oleh Cody Cameron dan Kris Pearn, sebut saja itu hidung yang tersangkut, N-zoo, Saspa, hingga Steve dengan satu kata berbeda makna yang kerap menyelinap masuk kedalam dialog. Sayangnya, tidak sampai setengah dari mereka yang berhasil bekerja dengan baik. Humornya terasa pemalas, script yang tidak padat untuk ukuran sebuah film animasi sekalipun, menghadirkan permainan kata untuk menunjang tampilan visual yang berisikan banyak Foodanimal menarik, Tacodile dan Cheesespider, Shrimpanse, hingga burung unta dalam wujud pisang.
Kesampingkan dahulu plot konyol dan logika yang memang tidak layak untuk hadir dalam menilai sebuah film seperti ini, ambil sisi paling sederhana, karakter, tidak berkembang. Tidak mengharapkan sesuatu yang begitu kompleks, tapi untuk secara perlahan membawa penontonnya kedalam dinamika cerita yang semakin lama semakin menarik dan akhirnya terus tertarik pada cerita saja para karakter tidak mampu. Ya, bahkan kisah cinta Flint dan Sam yang dahulu masih mampu menjadi warna pemanis kini hilang, semua akibat keputusan awal tadi, hanya berupaya menjadikan Cloudy with a Chance of Meatballs 2 agar hidup kembali dengan cara termudah, menghipnotis penontonnya dengan tampilan visual yang menakjubkan.
Ya, ini glossy. Warna-warni yang cerah masih mendominasi, detail yang memikat, memasukkan buah-buahan hingga sayuran kedalam bentuk makhluk-makhluk lucu untuk mengisi taman bermain layaknya Jurassic Park. Hal ini yang kemudian akan memecah opini, apakah hal tersebut saja sudah cukup bagi penontonnya untuk merasa puas? Karena akan sangat mudah mengatakan film ini merupakan sebuah penurunan dari pendahulunya, walaupun dari divisi pengisi suara tidak banyak mengalami degradasi sekalipun masih sama dalam hal dominasi, merata.
Overall, Cloudy with a Chance of Meatballs 2 adalah film yang cukup memuaskan. Ini memikat, ini imajinatif, dibalut dengan daya hipnotis yang begitu besar, tapi itu hanya anda dapatkan dari tampilan visual yang cerah dan memikat. Sebaliknya terjadi pada cerita, terlalu lemah untuk kategori sebuah animasi, materi klise tidak mampu tampil memikat, kurang lucu, datar dan kurang bernyawa. Itu dia, dimana anda berada, terjebak pada tampilan visual, atau mampu tersadar akibat cerita yang hampir menyentuh titik membosankan.